Warga Amerika Paling Takut Disadap Ketimbang Global Warming


Menjadi negara adikuasa memang harus memiliki tenaga dan perkakas tempur nyata dan maya. Didunia maya, Cyber Army diusung sebuah negara lazimnya dijuluki Cyber Espionage biasanya menjalankan operasi intelijen dengan berbagai cara guna mengumpulkan informasi rahasia target sebanyak-banyaknya.

Cyber Espionage melakukan sabotage, and Extortion yang merupakan kejahatan yang memanfaatkan jaringan internet entah menggandeng manufaktur hardware, untuk membenamkan 'Backdoors' atau memasang jebakan batman "Honeypot" (bisa dibaca diforum x-code Indonesia).

Masih ingatkah bagaimana leaker intelijen Edward Snowden mantan kontraktor teknik Amerika Serikat dan karyawan Central Intelligence Agency (CIA) yang menjadi kontraktor untuk National Security Agency (NSA) sebelum membocorkan informasi program mata-mata rahasia NSA kepada pers.Snowden membocorkan informasi rahasia seputar program-progam NSA yang sangat rahasia seperti PRISM kepada The Guardian dan The he Washington Post pada Juni 2013 sialam. Snowden mengatakan bahwa pembocoran PRISM dan perintah FISA terkait dengan aksi pengambilan data oleh NSA bertujuan mengungkapkan apa yang ia yakini sebagai tindakan berlebihan oleh pemerintah untuk memantau aktivitas warga Amerika Serikat tersebut.

Kritik lantang muncul di Jerman karena penyadapan data komunikasi yang dilakukan Inggris dan Amerika, beberapa tahun silam bukan rahasia lagi. Bahkan baru-baru Pavel Durov, CEO di Telegram, mengungkapkan bahwa ia dan pengembang Telegram lain-nya didekati dan ditawarkan suap oleh FBI untuk memberi badan intelijen AS itu akses backdoor ke aplikasi pesan populer tetapi menolak untuk melakukannya.

Jika kita membahas soal spying yang dilancarkan Amerika dan sekutunya tidak ada habisnya, bahkan Indonesia pun tidak luput dari pengintaian informasi rahasia tersebut dengan memamfaatkan Australia.

Namun, berdasarkan sebuah penelitian pekan lalu ternyata warga Amerika lebih takut di sadap ketimbang takut dengan polusi, atau kontaminasi udara disekitar mereka. Global warming dan artificial intelligence di nilai warga Amerika sebagai kurang dari ancaman bagi kesehatan manusia, keselamatan dan kesejahteraan, daripada mendapatkan kompromi data.

Survei online random acak yang dilakukan oleh ESET, yang melibatkan 740 responden Amerika melalui SurveyMonkey, meminta para peserta untuk menilai 15 jenis risiko, dari semua daftar resiko yang ada untuk "risiko sangat tinggi," yang berhubungan dengan kesehatan, keselamatan, atau kemakmuran. Peserta yang tersisa untuk menafsirkan definisi sendiri pidana hacking dengan skor tertinggi, kata Stephen Cobb, senior security researcher ESET.

Pidana hacking mencetak rata-rata tertimbang dari 5,41, dibandingkan dengan survei keseluruhan berat rata-rata 4.92. Tidak jauh di belakang hacking di peringkat kedua adalah polusi udara, dengan peringkat 5.33, dan pembuangan limbah berbahaya di tempat pembuangan sampah di 5.24.

"Ini adalah spekulasi murni di bagian saya tentang mengapa pidana hacking dinilai yang tertinggi, tapi satu saran adalah penjahat yang melanggar ke komputer adalah ancaman yang lebih langsung," Cobb mengatakan. "

0 Response to "Warga Amerika Paling Takut Disadap Ketimbang Global Warming"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel