Klaim cybersecurity Israel Menemukan Cacat Dalam WhatsApp

Para peneliti di perusahaan cybersecurity Israel mengatakan pada hari Rabu mereka menemukan cacat dalam WhatsApp, yang dapat memungkinkan para peretas untuk memodifikasi dan mengirim pesan palsu dalam aplikasi pesan sosial yang populer.

Checkpoint mengklaim kerentanan itu memberi hacker kemungkinan "untuk mencegat dan memanipulasi pesan yang dikirim oleh orang-orang dalam grup atau percakapan pribadi" serta "membuat dan menyebarkan informasi yang salah".

Laporan tentang cacat itu muncul karena perusahaan milik Facebook ini semakin mendapat sorotan, sebagai sarana untuk menyebarkan informasi yang salah karena popularitas dan kenyamanannya untuk meneruskan pesan ke group.

Bukan saja baru-baru ini, aplikasi mengumumkan batas-batas meneruskan pesan menyusul ancaman oleh pemerintah India untuk mengambil tindakan setelah lebih dari 20 orang dibantai oleh massa yang mengamuk setelah dituduh menculik anak dan kejahatan lain dalam pesan-pesan virus yang beredar liar di WhatsApp.

India Time melaporkan , Selasa (7/8), pemerintah India ingin mempersenjatai diri dengan kekuatan untuk memblokir platform media sosial global seperti Facebook, WhatsApp, Telegram, dan Instagram dalam kasus-kasus di mana keamanan nasional atau ketertiban umum terancam.

WhatsApp mengatakan dalam sebuah pernyataan: "Kami meninjau dengan saksama masalah ini dan itu sama dengan mengubah email agar terlihat seperti sesuatu yang tidak pernah ditulis oleh seseorang."

Namun, WhatsApp berkata: "Klaim ini tidak ada hubungannya dengan keamanan enkripsi end-to-end, yang memastikan hanya pengirim dan penerima dapat membaca pesan yang dikirim di WhatsApp."

Aplikasi ini mencatatnya baru-baru ini menempatkan batas pada konten forwarding, menambahkan label ke pesan yang diteruskan, dan membuat serangkaian perubahan pada obrolan grup untuk mengatasi tantangan misinformasi.

Namun ditempat lain seorang karyawan Amnesty International London telah ditargetkan dengan perangkat lunak spyware buatan Israel. Kelompok hak asasi manusia (HAM) itu membeberkan fakta bahwa semakin maraknya contoh teknologi Israel yang digunakan untuk memata-matai pekerja hak asasi manusia dan tokoh oposisi di Tengah Timur dan seterusnya.

Dalam laporan setebal 20 halaman, Amnesty.org menguraikan bagaimana rasanya seorang hacker mencoba membobol smartphone anggota staf yang tidak dikenal pada awal Juni dengan memancing pesan WhatsApp tentang protes di depan Kedutaan Besar Arab Saudi di Washington.

Didirikan pada tahun 2009 dan dibeli oleh Facebook pada tahun 2014, WhatsApp mengatakan bahwa pada awal tahun ini memiliki lebih dari 1,5 miliar pengguna yang menukarkan 65 miliar pesan per hari.

0 Response to "Klaim cybersecurity Israel Menemukan Cacat Dalam WhatsApp "

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel