Inggris: Rusia Memamfaatkan Data Faceboook dari Cambridge Analytica
18 July 2018
Add Comment
Otoritas Inggris mengatakan, informasi pribadi di Facebook, yang dikumpulkan oleh perusahaan pencari data, Cambridge Analytica tanpa pengetahuan dan persetujuan para pengguna jaringan media sosial itu, ternyata juga dimamfaatkan dan diakses dari komputer yang berkantor di Rusia dan negara-negara bekas Soviet lainnya.
Kantor Komisi Informasi (ICO), sebuah kantor pemerintah Inggris yang menyelidiki skandal itu mengatakan dalam pernyataan hari Rabu (18/7), "beberapa sistem yang terkait dengan penyelidikan itu telah diakses dari alamat IP di Rusia dan Negara-negara Persemakmuran yang Independen atau CIS."
Seperti dilansir dari Voa Indonesia mengatakan CIS adalah kelompok 10 negara, termasuk Rusia, yang tadinya merupakan bagian dari bekas Republik Sosialis Uni Soviet (USSR).
Dalam laporan bulan Maret, harian New York Times menggambarkan Cambridge Analytica sebagai perusahaan yang "menawarkan alat yang dapat mengenali kepribadian pemilih Amerika dan mempengaruhi perilaku mereka." Facebook mengatakan, data sekitar 87 juta pengguna, sebagian besar di AS, telah diakses oleh perusahaan itu.
Seorang pembocor rahasia di dalam perusahaan itu, Christopher Wylie menduga, data yang diambil mungkin telah diserahkan kepada Rusia, dalam upaya mempengaruhi pemilihan presiden AS tahun 2016 lalu.
Sebelumnya menyusul diketahuinya ada pengguna Facebook di Indonesia yang datanya dicuri Cambridge Analytica, Facebook mengeluarkan enam langkah antisipasi. Cambridge Analytica, perusahaan analisis data asal Inggris, sempat menjadi sorotan seluruh dunia dan target investigasi pemerintah Amerika Serikat (AS) dan Inggris hingga kantornya ditutup Maret lalu setelah diketahui bahwa perusahaan secara ilegal mendapat data pribadi pengguna Facebook sejak tahun 2014. Laporan itu membongkar tabir kebisaan jejaring sosial miliaran pengguna itu, tidak mementingkan privasi penggunanya.
Hasil introgasi berkelanjutan awal July angota senat AS, yang menguak sisi lain yang menjadi kebisaan Facebook berbagi data yang sebelumnya tidak pernah diungkapkan kepada pengguna. Dalam entri terakhir dalam upaya tak berujung pada transparansi retroaktif, Facebook mengungkapkan kepada anggota Kongres bahwa ia berbagi data dengan 52 perusahaan perangkat keras dan perangkat lunak, termasuk beberapa perusahaan yang berkantor pusat di China.
Via: Voa Indonesia
Kantor Komisi Informasi (ICO), sebuah kantor pemerintah Inggris yang menyelidiki skandal itu mengatakan dalam pernyataan hari Rabu (18/7), "beberapa sistem yang terkait dengan penyelidikan itu telah diakses dari alamat IP di Rusia dan Negara-negara Persemakmuran yang Independen atau CIS."
Seperti dilansir dari Voa Indonesia mengatakan CIS adalah kelompok 10 negara, termasuk Rusia, yang tadinya merupakan bagian dari bekas Republik Sosialis Uni Soviet (USSR).
Dalam laporan bulan Maret, harian New York Times menggambarkan Cambridge Analytica sebagai perusahaan yang "menawarkan alat yang dapat mengenali kepribadian pemilih Amerika dan mempengaruhi perilaku mereka." Facebook mengatakan, data sekitar 87 juta pengguna, sebagian besar di AS, telah diakses oleh perusahaan itu.
Seorang pembocor rahasia di dalam perusahaan itu, Christopher Wylie menduga, data yang diambil mungkin telah diserahkan kepada Rusia, dalam upaya mempengaruhi pemilihan presiden AS tahun 2016 lalu.
Sebelumnya menyusul diketahuinya ada pengguna Facebook di Indonesia yang datanya dicuri Cambridge Analytica, Facebook mengeluarkan enam langkah antisipasi. Cambridge Analytica, perusahaan analisis data asal Inggris, sempat menjadi sorotan seluruh dunia dan target investigasi pemerintah Amerika Serikat (AS) dan Inggris hingga kantornya ditutup Maret lalu setelah diketahui bahwa perusahaan secara ilegal mendapat data pribadi pengguna Facebook sejak tahun 2014. Laporan itu membongkar tabir kebisaan jejaring sosial miliaran pengguna itu, tidak mementingkan privasi penggunanya.
Hasil introgasi berkelanjutan awal July angota senat AS, yang menguak sisi lain yang menjadi kebisaan Facebook berbagi data yang sebelumnya tidak pernah diungkapkan kepada pengguna. Dalam entri terakhir dalam upaya tak berujung pada transparansi retroaktif, Facebook mengungkapkan kepada anggota Kongres bahwa ia berbagi data dengan 52 perusahaan perangkat keras dan perangkat lunak, termasuk beberapa perusahaan yang berkantor pusat di China.
Via: Voa Indonesia
0 Response to "Inggris: Rusia Memamfaatkan Data Faceboook dari Cambridge Analytica "
Post a Comment