Percumbuan Facebook dan Cambridge Analytica dengan "dalih riset "
7 June 2018
Add Comment
CEO Facebook Mark Zuckerberg mengatakan kepada senator AS bahwa perusahaannya selalu terlibat pertempuran dengan operator Rusia yang ingin mengeksploitasi jaringan sosial.
Mark mengatakan Robert Mueller, penasihat khusus yang menyelidiki dugaan campur tangan Rusia dalam pemilu 2016, telah mewawancarai staf Facebook. Mark mengatakan dia belum di antara mereka yang diwawancarai oleh kantor Mueller.
Namun dia menambahkan: “Pekerjaan kami dengan penasihat khusus bersifat rahasia dan saya ingin memastikan bahwa dalam sesi terbuka saya tidak mengungkapkan sesuatu yang bersifat rahasia.”
Pada bulan Februari, kantor Mueller menuduh 13 orang Rusia dengan gangguan dalam pemilihan 2016 , bersama dengan tiga perusahaan Rusia.
Salah satunya adalah Badan Riset Internet, kadang-kadang disebut sebagai “Russian troll farm” , dengan dakwaan yang mengatakan memiliki “tujuan strategis untuk menabur perselisihan dalam sistem politik AS”.
Mark mengatakan perusahaan itu sekarang mengembangkan alat-alat baru untuk mengidentifikasi akun palsu.
“Ada orang-orang di Rusia yang tugasnya adalah mencoba mengeksploitasi sistem kami dan sistem internet lain dan sistem lain juga. Kami perlu berinvestasi untuk menjadi lebih baik dalam hal ini juga.”
Pimpinan Facebook itu menangkis pertanyaan dari senator tentang bagaimana jaringan sosial dapat diatur lebih dekat.
Senator John Kennedy memperingatkan dia: “Saya tidak harus memilih Facebook untuk mengatur itu. Tetapi oleh Tuhan, saya akan melakukannya. Itu tergantung pada Anda … Perjanjian pengguna Anda menyebalkan.”
Ketika ditekan, miliarder berusia 33 tahun itu mengatakan dia akan menyambut regulasi, jika itu adalah “peraturan yang tepat”, meskipun ia menghindari spesifikasinya.
Dia muncul di depan sesi gabungan beberapa komite senat AS, setelah terungkap dalam beberapa pekan terakhir bahwa ada sekitar 87 juta orang memiliki informasi profil mereka diakses oleh perusahaan pemasaran Cambridge Analytica.
Cambridge Analytica adalah sebuah perusahaan tempat Christopher Wylie bekerja. Ini adalah perusahaan yang dimiliki oleh milyuner teknologi bernama Robert Mercer. Salah satu jajaran direksinya, sebelum dilantik sebagai penasehat Presiden Trump, adalah Steve Bannon yang juga petinggi di media konservatif Breitbart.
Bahkan percumbuan Facebook dengan seoarang Wylie juga menyebut bahwa data ini diambil oleh Cambridge Analytica dari Global Science Research dengan dalih riset akademik sejak 2014 silam yang berakhr perang hukum dengan Rusia. Dimana Cambridge Analytica mengembangkan sebuah teknik untuk mendapat data Facebook dari kuis kepribadian. Tipe kuis yang memang cukup populer di Facebook ini dikerjakan oleh perusahaan pihak ketiga, yakni Global Science Research. Kuis ini menggunakan algoritma yang secara personal memprofil dan menarget mereka yang berada di usia pemilih. Christopher Wylie, adalah sang maestro di balik proyek ini.
Di awal, perusahaan ini membantah jika mereka 'memanen' data dari Facebook, dan mengaku tidak menggunakan data Facebook ketika pemilihan presiden 2016 lalu. Dikatakan juga bahwa mereka mematuhi persyaratan Facebook dengan tidak lagi memiliki data dari Global Science Research selaku pengembang kuis.
Bagaimana cara Cambridge Analytica 'memanen' data dari Facebook?
Tentu, jika data profil Anda adalah salah satu yang disalahgunakan, Anda tidak tahu jika data Anda disalahgunakan. Wylie menyebut bahwa jika Anda berteman Facebook dengan seseorang yang menggunakan aplikasi uji kepribadian bernama "thisisyourdigitallife," maka Anda telah berkonsensus dengan Global Science Research untuk mereka mengakses data Anda.
Parahnya, banyak sekali pengguna Facebook di AS dibayar untuk menggunakan aplikasi ini. Tentu akhirnya teman-teman mereka yang menggunakan aplikasi ini akhirnya juga 'terpanen' datanya.
Wylie juga menyebut bahwa data ini diambil oleh Cambridge Analytica dari Global Science Research dengan dalih riset akademik.
Data-data yang dipanen ini termasuk di antaranya adalah apa saja yang Anda like di berbagai situs di Facebook. Dengan data yang dibangun dari like ini saja, algoritma yang dikembangkan Cambridge Analytica bisa mengetahui berbagai hal seperti ras, gender, orientasi seksual, bahkan trauma masa kecil dan juga kerentanan terhadap jenis narkoba tertentu.
Hal ini membuat data-data yang cukup valid dan detil dari banyak akun profil di Facebook. Cambridge Analytica pun bisa merancang profil detik berdasarkan data ini, dan mencocokkannya dengan catatan pemilik. Dengan ini, mereka akan tahu sang calon pemilih ini akan memilih siapa, jika sesuai dengan tujuan mereka, di mana dalam kasus ini, memilih Trump, tak ada masalah. Jika mereka cenderung memilih Hillary, mereka akan membuat sistem periklanan yang akan tampil di timeline sang pemilih yang mungkin bisa mengubah pandangan mereka untuk memilih Trump.
Facebook sendiri secara sadar atau tidak Anda sadari, adalah dunia yang dipenuhi iklan personal. Tentu Anda sudah familiar dengan konsep bahwa jika Anda 'Googling' sesuatu, hal tersebut juga akan keluar iklannya di Facebook. Seperti jika Anda mencari soal fotografi di Google, di Facebook tiba-tiba banyak iklan soal kamera.
Namun Cambridge Analytica adalah kasus yang berbeda. Ini sedikit lebih 'seram' dibanding sekedar pemasaran personal. Cambridge Analytica mengambil data pengguna tanpa konsensus dari sang pemilik data, dengan kata lain, kita tidak tahu menahu akan hal ini.
Untuk menghindari penyalahgunaan data semacam ini, Anda perlu sangat hati-hati dengan 'data permissions' yang selalu muncul ketika Anda terkoneksi dengan aplikasi di Facebook. Namun meski Anda melakukannya, Anda masih tetap berisiko ketika salah satu dari teman Anda ceroboh untuk mengizinkan datanya diakses pihak ketiga.
0 Response to "Percumbuan Facebook dan Cambridge Analytica dengan "dalih riset ""
Post a Comment